ATR Normalisasi adalah indikator volatilitas yang menyesuaikan Average True Range (ATR) relatif terhadap harga, sehingga lebih mudah untuk membandingkan volatilitas di berbagai pasangan mata uang. Dalam panduan ini, kita akan mengeksplorasi cara kerja ATR yang Dinormalisasi, kelebihannya, dan strategi terbaik untuk berdagang dengannya secara efektif.
ATR yang Dinormalisasi adalah versi yang disesuaikan dengan volatilitas dari Average True Range (ATR) yang menskalakan nilai ATR relatif terhadap harga, memungkinkan pedagang untuk membandingkan volatilitas di berbagai aset dengan lebih efektif. Indikator ini sangat berguna dalam perdagangan valas, di mana pasangan mata uang memiliki skala harga yang berbeda.
Rumus ATR yang Dinormalisasi adalah:
ATR yang dinormalisasi = (ATR / harga penutupan) × 100
Mana:
Trader menggunakan ATR yang Dinormalisasi untuk menetapkan level stop-loss berdasarkan volatilitas pasar saat ini:
Contoh: Jika ATR Dinormalisasi = 1,5%, seorang trader dapat menetapkan stop-loss 1,5% dari harga masuk.
Menormalkan ATR membantu mengonfirmasi perdagangan breakout dengan mengidentifikasi pergeseran volatilitas yang signifikan:
ATR yang Dinormalisasi dapat membantu mengonfirmasi apakah tren kuat atau lemah:
Memasangkan ATR yang Dinormalisasi dengan rata-rata bergerak (misalnya, 50 EMA) meningkatkan akurasi perdagangan:
✅ Pro:
❌ Kontra:
ATR Normalisasi adalah alat volatilitas yang kuat yang membantu pedagang menyesuaikan level stop-loss, mengonfirmasi penembusan, dan membandingkan volatilitas di seluruh pasar. Ketika dikombinasikan dengan indikator yang mengikuti tren, ATR yang Dinormalisasi meningkatkan akurasi perdagangan dan manajemen risiko.
Perdagangan derivatif over-the-counter melibatkan leverage dan membawa risiko yang signifikan terhadap modal Anda. Instrumen ini tidak sesuai untuk semua investor dan dapat mengakibatkan kerugian melebihi investasi awal Anda. Anda tidak memiliki kepemilikan atau hak atas aset dasar. Selalu pastikan Anda berdagang dengan dana yang Anda mampu untuk kehilangan.